Catatan

Tunjukkan catatan dari April, 2017

Naskah Teater Komedi DADINE PIYE (Andanwangi-Andansari)

Dadine Piye? Pemeran: Andanwangi, Andansari, Emban 1, Emban 2, Emban 3, Emban 4, Ibu Ratu, Utusan 1, Utusan 2, Utusan 3, Pengemis 1, Pengemis 2, Pengemis 3 Babak 1 Suasana di kaputren. Emban 1: (masuk, ngecek satu persatu microphone. Sampai di mic terakhir) cek, cek, satu, dua tiga. A. Assalamualaikum wr wb. B. Bismillahirrahmanirrahiim. C. cukup sekian dan terima kasih wassalamualaikum wr wb. (ada sorakan protes dari belakang karena pentas baru saja dimulai) oh…. Baru dimulai?. (focus lagi ke penonton) selamat siang semua…. Kami rombongan teater karang akan memberikan pertunjukan yang mungkin biasa-biasa saja. Tidak ada yang menarik. Jadi kalau penonton mau pulang saya persilahkan….!. (menunggu respon penonton) loh? Kok ndak ada yang mau pulang? Ya sudah tapi nanti jangan protes ya kalau ndak dapat apa-apa dari pertunjukan ini. Cerita ini hanaya fiktif belaka, dipentaskan hanya untuk member hiburan semata, jadi kalau ada kesamaan nama, tokon, maupun adegan, ka...

Produksi Kedua Teater Karang SMAN 1 Karangbinangun

Imej
Pada Gelaran Disnatalis SMA N 1 Karangbinangun Teater Karang menyuguhkan pentas produksi keduanya dengan judul "DADINE PIYE (ANDANWANGI-ANDANSARI)". ini kali pertama Teater Karang unjuk diri dihadapan warga sekolah. pentas dengan konsep komedi sukses menghibur dan menghadirkan gelak tawa di lapangan SMA N 1 Karangbinangun. Sebuah kisah yang terinspirasi dari cerita daerah Lamongan dengan sentuhan komedi dari naskah dan Sutradara Ahmad Shodiq yang dipimpin oleh pimpinan produksi yang merupakan pembina ekstrakurikuler Ibu Farida serta mendapat sentuhan artistik dari Istri tercinta Ahmad Shodiq Nia Retno Suminar mampu memberi energi positif untuk kelangsungan proses berteater Teater Karang SMA N 1 Karangbinangun Lamongan.

Naskah Teater Realis "SAMA DENGAN BEDA"

Oleh: A.Shodiq Pemain: 1. Ibu 2. Wulan 3. Sari 4. Yanti 5. Diana BABAK I MUSIK MENGALUN PELAN, CAHAYA LAMPU PERLAHAN TERANG Ibu:   (terlihat termenung memandangi foto alamrhum suaminya) Sari: (masuk terlihat pulang dari sekolah) assalamu’alaikum Ibu: (kaget. Meletakkan foto suaminya) waalaikum salam Sari: (bersalaman, dan Nampak bosan) Ibu selalu memandangi foto ayah. Ada apa? Ibu rindu? Ibu: ya jelaslah nak, siapa yang tidak rindu jika ditinggal orang yang dicintai Sari: iya sih bu, aku juga sangat merindukan ayah. Tapi bagaimana lagi, kita hanya bisa mendoakannya semoga ayah bahagia di alam sana. Dan suatu saat kita dapat berkumpul lagi di surge. Ibu: (hanya terdiam. Seperti ada yang difikirkan) mungkin ayahmu belum begitu tenang Sari: kenapa Ibu bilang begitu? Ibu: sejak dulu, ayahmu ingin sekali memiliki seoarang anak laki-laki. Tapi….. Sari: sudahlah bu, sari juga tahu tentang hal itu. Tapi mau bagaimana lagi? Tuhan lebih mempercaya...